1. Pengertian Adab dan Peradaban
Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang
berarti “kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket”. Lawannya adalah
“biadab, kasar, kurang ajar dan tidak tahu pergaulan”. Peradaban adalah
“seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegiatan
praktis”, menurut ahli Antropologi De Haan. Beals dan Hoiley mengatakan bahwa
peradaban sama dengan kebudayaan, apabila dipandang dari segi kuantitasnya,
tetapi berbeda dalam kualitas, isi, dan kompleks pola-polanya.
Menurut pandangan Alisyahbana (1981),
peradaban adalah apabila perwujudan budaya yang penekanannya pada akal, dengan
demikian muncul tingkat peradaban tinggi dan peradaban rendah, menurut tinggi
rendahnya tingkat kemampuan berpikir. Pandangan Koentjaraningrat (1982:9-10)
istilah peradaban dapat disejajarkan dengan istilah Inggris, yaitu civilization
yang biasa untuk bagian-bagian dari unsur kebuayaan serta sopan santun dan sistem
pergaulan yang kompleks dalam suatu masyarakat dengan struktur dan kompleks.
Gambang kromong, dan Tanjidor (Jakarta)
merupakan perpaduan seni musik tradisional (Jawa dan Sunda) dengan seni musik
Cina serta Eropa. Di Cirebon terdapat seni Tarling yang merupakan perpaduan
antara musik tradisional seruling dan musik barat gitar.
Jadi, peradaban sebagai suatu perwujudan
budaya didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan
berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan
kehendak sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan
Masyarakat Adab
Kesempurnaan manusia terletak pada adab.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan
kehendak.
G Akal berfungsi
sebagai alat berpikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya
akal, manusia dapat menilai fakta, peristiwa, atau lingkungan mana yang salah.
A Nurani berfungsi
sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian. Dengan adanya
nurani, manusia bisa merasakan atau menilai suatu fakta, peristiwa atau
lingkungan yang baik dan indah serta mana yang jelek atau buruk.
B Kehendak berfungsi
sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Menurut Bismar
Siregar (1996), manusia diciptakan oleh Tuhan sempurna berbekal akal yang tidak
ada pada makhluk lain. Kelebihan akal manusia itu didasari moral atau iman
membuat dia mendekati kedudukan malakat, tetapi bukan mustahil pula dia akan
serupa dengan binatang karena dia mendekati jejak setan.
3.
Evolusi Budaya dan
Tahapan-Tahapan Peradaban
Sistem nilai budaya
adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar anggota atau warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi
bagi sikap mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka.
Menurut Munandar Sulaiman
(1992:3-4), latar belakang terjadinya perubahan atau evolusi budaya, yaitu:
v
Jarak
komunikasi antarkelompok etnis
v
Pelaksanaan
pembangunan
v Kemajuan IPTEK
Evolusi budaya dapat mendorong ke areah
perbaikan dan peningkatan kualitas dari:
v Pola hidup tradisional,
konvensional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup
modern bertaraf nasional atau internasional yang berbasis IPTEK.
v Pola hidup
sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi pola
hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan sarana dan
prasarana serta teknologi.
v Pola hidup makmur
yang hanya kecukupan pangan, sandang, dan perumahan meningkat menjadi pola
hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih, dan senang serta aman sesuai
dengan standar menurut IPTEK.
v Kemampuan kerja
yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat menjadi kemampuan
kerja berbasis keahlian, dan keterampilan yang didukung oleh teknologi.
4.
Dampak Evolusi
Budaya
Apabila budaya
mengalami perubahan akan terjadi pula perubahan sikap mental, pola pikir, dan
pola tingkah laku anggota atau warga masyarakat dalam berbagai aspek nilai
kebudayaan. Perubahan budaya dapat berakibat positif, yaitu memperkaya
nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, mendorong ke arah kemajuan dan
menyejahterakan kehidupan masyarakat. Selain itu, perubahan budaya dapat pula
berakibat negatif, yaitu merusak nilai-nilai kehidupan yang sudah ada,
menghambat kemajuan, memperburuk sendi-sendi kehidupan, dan merugikan
masyarakat sehingga terjadi krisis kemasyarakatan.
5.
Peradaban dan
Perubahan Sosial
Perwujudan budaya
dapat menekankan pada akal (rasio) saja atau menekankan pada semua unsur akal,
nurani, dan kehendak sebagai satu kesatuan utuh. Perwujudan budaya yang
didasarkan pada akal (rasio) tanpa mengindahkan nurani akan menimbulkan tentang
peradaban (civilization) dan
kebudayaan (culture).
Apabila perwujudan
budaya penekanannya pada ketiga unsur, yaitu akal, nurani, dan kehendak akan
menimbulkan tingkat kebudayaan berbeda sehingga muncul ada kebudayaan tinggi
dan ada kebudayaan rendah.
6. Wujud-Wujud
Peradaban
§ Nilai
Menilai berarti
mempertimbangkan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermanfaat atau tidak,
hasil penilaian tersebut disebut nilai (value).
Konsepsi-konsepsi tentang nilai budaya yang berfungsi sebagai pedoman tertinggi
bagi kelakuan manusia dalam tingkatan yang paling abstrak.
§ Moral
Moral adalah
kebiasaan berbuat baik disebut perbuatan moral atau susila. Moral bersifat
kodrati, artinya manusia sejak diciptakan dibekali dengan sifat-sifat baik,
jujur, dan adil. Orang dikatakan bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk
berfungsi dengan baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
§ Norma
Norma adalah suatu aturan yang berlaku, bersifat
mengikat, norma diperlukan dalam menuntut sikap dan tingkah laku manusia.
Terdapat berbagai macam norma.
§ Etika
Istilah etika
berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos
yang berarti adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu
tentang kebiasaan yang baik berupa perilaku.
§ Estetika
Estetika adalah ilmu yang mengkaji
tentang sifat estetika suatu objek dan merupakan bagian dari ilmu filsafat yang
menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa,
sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan menggunakan
penilaian perasaan.
7.
Tradisi,
Modernisasi, dan Masyarakat Madani
Tradisi
adalah suatu kebiasaan, suatu kepercayaan yang sudah sangat mendarah daging pada
suatu masyarakat, yang apabila tidak dilaksanakan atau menyimpang akan
mengakibatkan sesuatu kejelekan, sedangkan modernisasi adalah persoalan menarik
yang dewasa ini merupakan gejala umum di dunia. Proses modernisasi mencakup
proses yang sangat luas. Kadang-kadang batas-batasnya tidak dapat ditetapkan
secara mutlak. Karakter umum modernisasi yang memperkuat aspek-aspek
sosiodemografi digambarkan dengan istilah gerak sosial (social mobility).
8. Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman, dan Kedamaian
sebagai Makna Hakiki Manusia yang Beradab
Dalam
kehidupan manusia disadari bahwa yang benar, yang indah atau baik, dan berguna
menciptakan kesenangan, kepuasan, kebahagiaan, dan kedamaian bagi semua orang .
Sebaliknya, manusia menyadari bahwa yang salah, yang jelek atau yang tidak
berguna membuat orang tidak senang, tidak bahagia,dan tidak ada kedamaian dalam
hidupnya. Manusia yang memilih lingkungan yang salah, buruk, jelek, menjadi
sumber keonaran, kekacauan, penderitaan bagi lingkungannya perlu dimanusiakan
kembali karena salah arah dan salah jalan.
9.
Peradaban dan
Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
9.1 Kemajuan Media Komunikasi bagi Adab dan Peradaban
Manusia
Manusia memiliki
cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, di mana manusia memiliki kehidupan
yang bersifat material dan spiritual.
9.2 Kemajuan IPTEK bagi Adab dan Peradaban
Manusia
Dengan majunya IPTEK, cara
atau pola pikir manusia akan lebih maju atau modern tetapi apabila pola pikir
tersebut tidak dibarengi dengan adab atau peradaban yang baik, kemajuan
tersebut tidak hanya berdampak positif tetapi lebih cenderung berdampak
negatif.
10.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Demografi terhadap Adab dan Peradaban Manusia
Demografi adalah
studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan, terutama dalam kaitannya
dengan jumlah, struktur maupun perkembangannya.
Natalitas,
mortalitas, gerak teritorial, dan mobilitas sosial dapat menimbulkan
problematika bagi kehidupan manusia antara lain:
° Natalitas
(Kelahiran)
Tingkat
kelahiran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kepadatan penduduk di suatu
negara, sulitnya mencari lapangan pekerjaan dan banyaknya pengangguran.
° Mortalitas
(Kematian)
Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
° Gerak
Teritorial (Migrasi)
Migrasi
(perpindahan penduduk) dapat menyebabkan tidak meratanya penyebaran jumlah
penduduk.
° Mobilitas
Sosial
Mobilitas
penduduk dibagi dua, yaitu mobilitas permanen (migrasi) dan mobilitas
nonpermanen (mobilitas sirkuler). Mobilitas sirkuler adalah gerakan penduduk
dari suatu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niat untuk menetap di daerah
tujuan. Salah satu penyebab terjadinya mobilitas sirkuler adalah tekanan
penduduk yang cukup tinggi di daerah pedesaan dan tidak cukup tersedianya
lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian.
Sumber : Dr. M. Rafiek. 2011. Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar.
Yogyakarta:
Pustaka
Prisma
0 komentar:
Posting Komentar